Malam Natal itu kami di Hoorn
rumah mas Dicky, rumah besan
mas Dicky berjenggot dan bercambang putih
seperti Romo Mangunwijaya
tahun depan dia tujuhpuluh
tapi tertawanya masih tetap renyah
usianya sudah termasuk tua
tapi semangatnya masih tetap muda
isterinya tante Anneke
Belanda totok, tapi wanita Solo
halus - ayu dan sangat ibu
walau kami hanya berenam
pada mas Dicky ada yang subur tertanam
ada cucunya Berry
yang bandel dan nakal
agak liar tapi pintar
cucu pertama laki-laki
walau tak lengkap secara angka
tapi kami tak merasa kurang
karena Tuhan hadir di tengah kami
dan lilin-lilin menyala terang
dalam jiwa kami terasa tenang,-
M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar